Jumat, 04 September 2015

[REVIEW] 'FANTASTIC FOUR' : Modernisasi Petualangan 4 Superhero Penuai Konflik Besar

foto : www.comicbookmovie.com
PortaIlmu - Akhir-akhir ini sepertinya beberapa film adaptasi komik Marvel yang di remake. Sebut saja Spiderman dan yang satu ini Fantastic Four. Dalam beberapa website banyak yang berpendapat kalau film remake dari Fantastic Four dibilang tidak terlalu bagus. Bahkan dalam satu artikel yang pernah saya baca kalau sutradara nya sendiri memberikan komentar jelek pada film yang satu ini (baca : Sutradara Fantastic Four Jelekkan Film Sendiri).
terlepas dari itu, berikut review Abbas Aditya dalam kapanlagi.com

dari KapanLagi.com - Oleh: Abbas Aditya

Marvel Cinematic Universe mencetak sejarah baru di industri perfilman dunia. Kesuksesan kolaborasi antara Marvel Entertainment dengan Disney dalam membidani seri ini membuat production house saingan seperti kebakaran jenggot dan berambisi mengikuti jejak serupa.
Sukses dengan reboot X-MEN, 20th Century Fox segera membuat tim superhero tandingan dengan menghadirkan reboot FANTASTIC FOUR. Sayangnya proyek film ini menuai kontroversi sejak awal. Tidak hanya menyoal deretan pemain yang dianggap miscast, tapi juga jalinan cerita yang kurang kokoh.

Reed Richards (Miles Teller) ialah pemuda jenius yang direkrut Baxter Foundation untuk terlibat proyek antar dimensi bernama Gerbang Quantum. Di sana ia bekerja sama dengan Victor Van Doom (Toby Kebbel), Susan 'Sue' Strom (Kate Mara) serta serta saudara tiri Sue yang slenge'an: Johnny Strom (Michael B Jordan).

Suatu hari tanpa diketahui banyak orang, Reed mengajak Victor, Johnny dan temannya sejak kecil, Ben Grimm (Jamie Bell), melakukan teleportasi ke dimensi lain yang disebut Planet Zero. Aksi tersebut berakibat fatal karena keempatnya malah terkontaminasi ledakan cairan lava dari tanah planet itu. Begitu kembali ke bumi, mereka bukan lagi manusia biasa. Termasuk Sue yang mendadak memiliki tubuh transparan.
Cerita mentah dan visual effect 'murahan' warnai reboot FANTASTIC FOUR/©20th Century Fox
Cerita mentah dan visual effect 'murahan' warnai reboot FANTASTIC FOUR/©20th Century Fox
Fantastic Four besutan Josh Trank ini tidak berkiblat pada origins ciptaan Stan Lee dan Jack Kirby. Melainkan komik modernisasi Mark Millar bersama Brian Michael Bendis yang terbit dengan tajuk Ultimate Fantastic Four pada Februari 2004 hingga Februari 2009.

Sebenarnya, tidak ada masalah dengan source mana yang dipilih. Namun naskah yang ditulis keroyokan oleh Josh Trank bersama Jeremy Slater dan Simon Kinberg tampak kurang digodok dengan matang. Hal itu terlihat dari ceritanya yang mentah, seolah hanya mengadopsi dari komik ke bentuk skrip tanpa susah payah dan pikir panjang lagi.

Deretan pemain yang terpilih juga terlihat kurang dalam membawakan peran masing-masing. Miles, Kate, Michael, Toby dan Jamie bermain tanpa emosi apalagi chemistry antar satu sama lain. Mereka seperti boneka, hanya memeragakan apa yang tersaji dalam naskah, tapi tidak ada jiwa di sana.
Seolah belum cukup, aksi heroik yang ditampilkan juga ala kadarnya dengan mengandalkan green screen dan visual effect minimalis yang kurang wow untuk skala superhero Marvel.

Cukup disayangkan memang melihat awal dari franchise ambisius yang sudah direncanakan 20th Century Fox ini malah dieksekusi tanpa effort lebih. Padahal Josh Trank jelas pilihan menjanjikan setelah melihat bagaimana ia menahkodai CHRONICLE yang banjir pujian itu.

Melihat serangan kritik bertubi-tubi dan pendapatan kurang memuaskan di tangga box office, masihkah Matthew Vaughn selaku produser percaya diri membuat sekuelnya?
sumber : kapanlagi.com

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com